Sabtu, 07 April 2012

Hayu 'ah Ulin Ka Bogor! (Episode Pura Parahyangan Agung Jagatkartta)

Foto dan Teks: Indra Gusdiman


Pagi itu, saya segera bergegas tancap gas menuju sebuah tempat yang membuat saya penasaran. Dengan hanya berbekal alamat lokasi seadanya, saya pergi ke luar rumah. Sekitar satu jam kemudian, akhirnya sampai juga di tempat yang dimaksud: Pura Parahyangan Agung Jagatkartta. Rasa penasaran itu terobati sudah.

Pura ini berlokasi di Desa Warung Loa, Kecamatan Taman Sari, Kota Bogor. Akses menuju pura pun tidak sulit (**rute terlampir). *Info terbaru nih...kan katanya jalan sepanjang 1 km dari persimpangan jalan raya Warung Loa dulu rusak. Nah, sekarang udah bagus (masih dalam proses sih, belum rampung semua).

Tepat berada pada lereng Gunung Salak, pura ini berdiri. Seperti layaknya udara pegunungan, kawasan ini masih asri dan sejuk. Jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan. *Betah banget saya lama-lama di sana. Itung-itung refreshing sejenak...hehe...

Dengan latar Gunung Salak yang menjulang, membuat kedua mata saya tidak bosan memandanginya. Walau tampak kurang jelas karena terselimuti kabut tipis, saya masih bisa menikmati panorama nan indah itu. Berikut yang sempat tertangkap mata kamera:

1. Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Tampak Depan



2. Mandala Utama (Tempat Ibadah Utama)
*Sempet dimarahin juga masuk area ini. Kata Jro Mangku, ini  khusus buat yang beribadah. Udah gitu, langsung disuruh keluar. Tapi, untungnya udah dapet foto. hehee...Maafkan saya Pak Jro Mangku Nengah.



3. Patung Shri Ganesha



4. Pelinggih (Bangunan Suci) Ratu Gede Dalem Ped Gunung Salak




5. Pelinggih (Bangunan Suci)



6. Pelinggih Ratu Gede Dalem Ped Gunung Salak



7. Bale Pemangku



8. Ngeranjing (Pintu Masuk) Mandala Utama: Akan Bersembahyang *Kayak yang mau ke langit ya? :)



9. Tempat Ibadah Maksudnya...hehe...



10. Papan Informasi Menuju Area Pura



Dari hasil bincang-bincang dengan Jro Mangku (petugas pura) Nengah, saya dapatkan berbagai informasi mengenai pura tersebut. Berikut sedikit deskripsi latar belakang historis Pura Parahyangan Agung Jagatkartta:

Berawal dari munculnya perasaan tenang dan hening ketika berada di tengah alam bebas Gunung Salak, muncul keinginan sekelompok umat untuk membangun sebuah pelinggih (bangunan suci) sebagai fokus konsentrasi pikiran. Keinginan tersebut akhirnya mendapat sambutan dari berbagai pihak, sehingga berkembang ke arah pembangunan pura besar.

Pada 1995 dimulai dengan membangun sebuah candi di satu titik yang diyakini sebagai petilasan Prabu Siliwangi. Hal itu dilakukan sebagai simbol penghormatan kepada leluhur Tanah Sunda. Prabu Siliwangi bersama sesantinya ”Tata Tentram Kerta Rahardja” telah membawa jaman keemasan bagi Pajajaran, kerajaan Hindu terakhir di Tanah Parahyangan. Kehidupan masyarakat dijalankan berdasar penghormatan kepada ajaran leluhur ”Sang Hyang Dharma dan Sang Hyang Siksa”. Masa jaya ini berlangsung selama pemerintahan beliau pada 1482-1521 dan dilanjutkan putranya, Raja Surawisesa, 1521-1535. semua itu tertera pada Prasasti Batutulis yang dibuat pada Saka 1455 atau 1533 M.

Selama proses pembangunan, untuk sementara pura disebut dengan ”Penataran Agung Gunung Salak”. Hingga 2005, atas partisipasi umat perorangan dan institusi, seluruh pelinggih di Utamaning Utama dan Utama Mandala berhasil diselesaikan. Pelinggih tersebut berupa Padmasana, Candi, Anugerah Agung, dua buah Bale Pepelik, Bale Pesamuan Agung, Pengayengan Dalem Peed, Bale Paselang, Pawedan, Peringgilan, Panjang, dan Panggungan.

Setelah kurang lebih 10 tahun melaksanakan pembangunan secara bertahap, akhirnya pada Minggu, 18 September 2005, pura diresmikan dengan ”Parahyangan Agung Jagatkartta”. Peresmian tersebut dilakukan setelah melalui upacara Ngenteg Linggih pada Purnama Ketiga, Redite Pon, Julungwangi atau pada hari, tanggal dan tahun yang sama.*Nih bukti simbolisnya:




*Pasti penasaran dengan pura ini kan? Siapapun boleh masuk tanpa dipungut biaya atau bahkan dipotong pajak. Tapi, tentunya harus mengikuti tata tertib yang berlaku di sana. Salah satunya, wanita yang sedang haid dilarang masuk. Jelasnya, lihat di bawah ini:



Oh iya, setiap 12 September ada upacara Odalan (ulang tahun pura). Kalo mau ke sana pas Odalan aja. Pas banget lagi ada selebrasi itu. Pasti seru...


**Rute Menuju Pura Parahyangan Agung Jagatkartta:

1. Dari Terminal Bus Baranang Siang

Naik angkot 13 jurusan Bantar Kemang – Ramayana ataupun 06 jurusan Ciheuleut-Ramayana turun di Bogor Trade Mall (BTM) disambung kembali dengan angkot 03 jurusan Ciapus-Ramayana (arah Warung Loa)

2. Dari Stasiun Kereta Api Bogor

Naik angkot 02 jurusan Terminal Bubulak / Laladon-Sukasari, turun di Bogor Trade Mall (BTM) disambung kembali dengan angkot 03 jurusan Ciapus-Ramayana (arah Warung Loa).(brw2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar